WAKTU YANG ENTAH KEMANA
“Hari Penunda” Sang diam yang tergeletak di dalam selimut kian hangat di temani rasa malas yang mengantarkan kepada dimensi tanpa rasa hambar seperti hari ini. badan ijinkan aku bergerak dan lepas dari sang selimut.. Kuatkan aku duhai badan yang mencintai pergerakan. Biarkan aku bergerak agar menyikir dari kemunafikan hidup. Bergerak karna hati, hidup karna perasaan akan kebebasan hakiki terhadap senyum terbelengu. Aku bangun, aku hidup, untuk mengubah bukan di ubah . Aku ada aku akan selalu ada Bersama dengan sang penentang selimut yang menghisap setiap waktu, berjuang Bersama dia yang kurus dan di perkosa oleh kehidupan yang keras wahai pujangga ijinkan aku hidup Bersama mu….